Balasan Cepat

Balasan Cepat

<img alt="" class="img" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhYMgMmHooWuFOmfJdS227Uy5UVoyWdP0uyCZbvc2ae8CiIzbOj0iaNWRZdFPnI19QJLEbNC1lFv4UYDdNdVUfzOokB1XkZqLbERKlI3dO_a6hZwlFlr2vP2MK2ZQwD50_2L2U_JwxdW38n5OxdroSr1xc7lHNnt-9jG_KlbN9uI9DZ2JFFZbJDuEr1-A"/> Bayangkan kamu baru saja mengirim pesan ke seseorang yang memintanya untuk bertemu dan berharap untuk mendapat balasan dalam waktu dekat. Sudah dua hari kemudian dan kamu masih belum mendapat jawaban. Tetapi baru-baru ini kamu mendapatkan orang itu memposting gambar baru di media sosial. Alih-alih menindaklanjuti melalui pesanmu sebelumnya, kamu justru “menyukai” postingannya di media sosial, kamu berharap agar dia menyadari telah melewatkan pesan darimu. Seminggu lagi berlalu sebelum dia menjawab dengan "Maaf atas keterlambatannya!!" Ketika kamu akhirnya bertemu, ternyata dia benar-benar lelah dengan pekerjaannya dan tidak memiliki waktu yang cukup untuk bertemu denganmu saat itu. <br/><br/> Hampir tidak mungkin untuk berhenti berkomunikasi dengan teman dan kolega hanya karena alasan mengharapkan balasan cepat. Kita tidak dapat berasumsi bahwa orang lain akan memberi tanggapan dengan cepat atau lambat seperti yang kita harapkan. Namun setiap orang memiliki prioritasnya masing-masing. Bagi orang tersebut, ada beberapa hal yang menjadi prioritasnya, ada banyak hal yang harus diselesaikan selama waktu tersebut. <br/><br/> Tidak apa-apa untuk beristirahat dari komunikasi online terkait apapun dan menghabiskan beberapa menit di platform media sosial. Posting di media sosial memungkinkan pikiranmu untuk membebaskan diri dari tenggat waktu yang menuntut dan fokus kembali. Tentu ini tetap sopan untuk merespon kembali secepat mungkin tapi kadang-kadang memakan waktu lebih lama dari yang kita harapkan. <br/><br/> <img alt="" border="0" data-original-height="899" data-original-width="1599" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhh9m0LGTfPi9rbl4_z00GVB9tlQa3uowP1sbMdpJQHD4jLjp5YlU0vxZ-hg4mYGZz1IPjmzed0xZSPthjNHK6SpAtHAMq6RXBO341pbMa1VQJca8q-6YV7gYAPqEpuIVf-LpIivqNboITEDCXQ0PAMQmqejXPuvW7P2C0TDBgMSszQpDfvKvS8nMfstg"/> <br/><br/> Jika kamu sedang menunggu seseorang untuk membalas pesanmu, jangan langsung mengambil kesimpulan buruk dan berpikirlah positif. Kecuali jika kamu harus mendapatkan balasan secepatnya, ingatlah bahwa orang mungkin memiliki banyak hal. Kita semua membutuhkan waktu lebih lama untuk membalas seseorang daripada yang kita harapkan dan rencanakan. Jika kamu menindaklanjuti dua kali tanpa tanggapan, beralihlah ke media lain. Jika kamu mengirim email terlebih dahulu, mungkin coba hubungi mereka di Whatsapp. <br/><br/> Jika kamu perlu menanggapi seseorang dan dapat menjawab dalam 60 detik atau kurang, segera tanggapi. Jika mendesak, segera tanggapi agar pengirim tahu bahwa kamu telah membaca pesan mereka dan akan menghubungi mereka lagi nanti. Buat janji pada dirimu sendiri di kalendermu untuk menjawabnya. Untuk hal-hal yang kurang mendesak, jangan ambil pusing. Blokir waktu untuk menindaklanjuti nanti sesuai keinginanmu. <br/><br/> Tidak apa-apa untuk istirahat. <br/><br/> Orang sering menggunakan pesan singkat dan email di luar jam kerja, dan mereka masih mengharapkan balasan cepat. Dalam setiap media, penting untuk menghormati batasan sesorang. Meskipun mungkin tampak relatif sederhana untuk menanggapi pesan singkat atau email dengan cepat, itu tidak selalu sesederhana itu. Ketika seseorang memposting di media sosial, itu bisa menjadi cara mereka untuk beristirahat sejenak dari stres di sekitar pekerjaan mereka. Meskipun kita ingin segera menanggapi seseorang, ada kalanya hal itu tidak memungkinkan. Jadi, istirahatlah...

Bayangkan kamu baru saja mengirim pesan ke seseorang yang memintanya untuk bertemu dan berharap untuk mendapat balasan dalam waktu dekat. S...

Kegagalan Terjadi Ketika Kamu Berhenti

Kegagalan Terjadi Ketika Kamu Berhenti

<img alt="Success" class="img" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEg8qYhpA5VHJNQTZncYi4oS93WDuZ3S781sf0pxg_cq9-IoKhjfys3k-tY_5IEb4oFVSTB0oSPeeDumhsRm2dme7s0AJCgDZMf9apWacfWYdLWn4f0TFoJD11pbyq94rVB1THxwAqkloueaMZHxfTLVwcK10k_xmgzNNErKjHvPGvX1nl5frTa0vLbcBA"/> Aku pernah memikirkan hal itu, atau aku tahu beberapa temanku juga pernah memikirkannya. Misalnya, tadi malam, dalam pertemuan di sebuah kedai, temanku bercerita bahwa dia telah memulai bisnisya sejak beberapa bulan lalu, tetapi dia gagal di minggu pertamanya. Pada saat itu, dia merasakan furstasi yang hebat. Ketika dia telah menhabiskan seluruh modalnya dan itu sama sekali tidak menguntungkan. Dia mulai menangis karena dia pikir kali ini tidak akan berhasil. Dia meninggalkan rumahnya, Dia ingin pergi ke tempat lain dan memikirkan langkah selanjutnya atau apa yang harus dia lakukan. Dia tidak ingin tidur dengan banyak pikiran negatif. Karena itu, dia terus berdoa kepada Tuhan, mengeluhkan bagaimana ujian yang dia alami dan betapa buruk perasannya. Dia tidak bisa tidur, dia terus bangun setiap jam. dan di pagi hari dia mengalami sakit kepala yang parah. Apalagi tubuhnya tidak punya banyak tenaga untuk bangun dan pergi bekerja. Dia membuka ponselnya dan melihat pesan dari ayahnya yang memberi tahunya bahwa kegagalan sebenarnya adalah ketika seseorang memutuskan untuk berhenti dari mimpi mereka. Pesan singkat dari ayahnya memberinya harapan. Karena itu, dia mulai meyakinkan dirinya untuk terus mempromosikan bisnisnya yang menyebalkan ini sampai dia mendapatkan pelanggan yang dia inginkan. Sebagian dari dirinya benar-benar ingin menyerah dan menikmati hidup daripada mengubur diri dalam bisnis. Tetapi dia sedikit keras kepala untuk terus melanjutkan bisnisnya, dan tidak peduli apapun itu, sehingga dia telah mencapai kemajuan yang perlu disyukuri. <br/><br/> <img alt="pengusaha" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiaa3aHzEU50SpzieM83TVwnkq7YXRIYeu-GV46hTmnj4EIMvEMmv6hD9JUnNPtYshAF6oUQ-zGA6azCnxT8nAnUztbgJIapvSfIkHdtO43AXeZvlB6ECl22XgfUpr21XqjBjoCxBoZue6CEnlrcjmNRdq0X0vCUBO1wYUSthJvmw6S5dTwBfcQPH0Kng"/> <blockquote>"Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda.” - Pepatah lama.</blockquote> Aku sampai pada kesimpulan bahwa mengatasi kegagalan itu sulit, kamu jatuh berkali-kali dan harus bangkit kembali dan bekerja lebih keras. Aku selalu mendengar tentang "Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda" tetapi tidak pernah memahaminya. Karena itu, aku harus terus mengingatkan diri sendiri dari waktu ke waktu bahwa kesuksesan adalah hasil dari pengalaman buruk dalam hidup. Jalan menuju kesuksesan penuh dengan kesulitan dan rintangan. Jadi, jika kamu telah melalui masa di mana kamu telah gagal berkali-kali, aku ingin kamu tahu bahwa hanya karena kamu gagal tidak berarti kamu gagal atau kamu memang tidak cukup baik. Tunjukkan pada dirimu bahwa semua akan baik-baik saja; setidaknya akan ada jalan untuk setiap langkah yang kamu tempuh. aku pikir jika kebanyakan ilmuwan dan orang sukses berhenti pada kegagalan pertama mereka, dunia akan berada di tangan orang-orang bodoh.

Aku pernah memikirkan hal itu, atau aku tahu beberapa temanku juga pernah memikirkannya. Misalnya, tadi malam, dalam pertemuan di sebuah k...

Jauh Lebih Banyak Orang yang Datang dan Pergi Daripada yang Tinggal.

Jauh Lebih Banyak Orang yang Datang dan Pergi Daripada yang Tinggal.

<img alt="Friend" class="img" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhS5AgFe-zNLRa_RiU7gbIhzbE_T4gjN4HBVFkvree4YS3A0PaZB1WZEax4hHb_3n-5T_SPvEcnTZ2HqGt3GtDCkVdf33G2IET0iYgUKWedLpR9nYipTvq-6zcJ6SCPnZ2h4VqesFcUY9-ZjM24eeR2wSdp66S1i8Amc3TbEo_-er1nRgOf1UCWgS3lSg"/> Dari waktu ke waktu, aku menyadari bahwa tidak semua orang yang datang ke dalam hidup kita pada akhirnya akan meninggalkan kita. Setidaknya, satu atau dua orang akan tetap bertahan. Aku telah memikirkan hal ini dan telah mencapai kesimpulan bahwa begitulah peraturannya - dan bukan pengecualian - bagi kebanyakan orang yang datang ke dalam hidup kita pada akhirnya akan pergi. Terkadang ada alasan - seseorang menjauh atau kamu bertengkar - dan terkadang tidak ada alasan sama sekali. Kamu hanya "kehilangan kontak" satu sama lain. <br /><br /> <img alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgUdw8l59qsIKeGMAZZHiyNAPBByqFbHykgW2rUinLXNnwrhYfg8rSIz4tgaV8vLQqGsj2zw1eBIRLl8BoL8_cbU6OPqFUMTVK85YztHNjvVNr8151OcbUC6vwXltklkwg0SycZam4H4HbSIhOGIqeTq6INTfGdG_vYmiBscDjZP8xlwaJfB0LJJ65rcA"/> <span> Beberapa hari yang lalu aku memikirkan tentang berbagai persahabatan yang kumiliki selama bertahun-tahun. Teman-teman yang kumiliki saat masih kecil tidak lagi menjadi temanku pada akhir sekolah menengah. aku memiliki dua teman dekat sebagai seorang remaja yang seperti saudara bagiku. Kami bertengkar selama tahun pertama sekolah menengah dan berhenti berbicara satu sama lain setelah itu. Selama kuliah, aku memiliki dua teman dekat dan kami menghabiskan hampir seluruh waktu bersama. Tidak ada sesuatu yang mengakhiri persahabatan; kami hanya secara bertahap menjauh dan berpisah. Belakangan, aku bertemu dengan teman-teman baru yang membuatku bersyukur telah memimiliki mereka dalam kehidupanku. Untuk saat ini, aku akan menikmati kehangatan kami, dan tidak berpikir kedepannya. </span> <br /> <div id="gallery16"></div> <br /> Tetapi begitulah ahirnya, selalu ada yang datang, selalu ada yang pergi. Beberapa orang yang benar-benar istimewa tetap tinggal sepanjang hidup kita -- bagiku, itu adalah keluarga. Meskipun, jauh lebih banyak orang yang datang dan pergi daripada yang tinggal. Dan itu tidak masalah. Aku pikir begitulah seharusnya . Kita berpapasan dengan orang lain, belajar dari satu sama lain, dan kemudian melanjutkan perjalanan masing-masing. Dan terkadang, dampak dari pertemuan itu bertahan lama setelah kita melewati cerita bersama. <script> //<![CDATA[ $(function() { $('#gallery16').imagesGrid({ images: [ 'https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjyzFWG9CgqTwn7PLlC-EAMGCXaPzmw-HBcBo4SyVT1SnqgTT4XxshUxW9x1Hlhw_5PIKQJmc1NBi6Xb-F7YHcvKux_7on4vIihDb11x0LQRh3Yvo85wN1G-RvGjgtEpzVRcNKEM5Om-m8yQh2I0_J6J4BDExLIOaieEwhSjUIr89Q3SVVRqBRY-9wejA', 'https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgQCeCo8d2tpIfHHQboYi7pxgnmKrDIA5AHX1xDj6CG-f4R3ls6k1ga-eM-g5XeS2-yDsfBbcYc9gsrrA4rKp6n-7anaggUdRL7UM3zXXulbkJRwc51rdwMWR8FZiMNcV8zWJ-QFtcvyCZSMNUmLQxEsWAVgKMtT9uLN5quUBctpNOL9NkbQYxnJA4Y3w', 'https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgUdw8l59qsIKeGMAZZHiyNAPBByqFbHykgW2rUinLXNnwrhYfg8rSIz4tgaV8vLQqGsj2zw1eBIRLl8BoL8_cbU6OPqFUMTVK85YztHNjvVNr8151OcbUC6vwXltklkwg0SycZam4H4HbSIhOGIqeTq6INTfGdG_vYmiBscDjZP8xlwaJfB0LJJ65rcA', 'https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjWviTvrt2mVZkvWwCT5bvFHppMLBPoyCg0o1chUWIWgUs4JfQO478YTPhhfDnqjxK4VQVb1SWMPZQoPUTCMchOu524Y4jJs5ZTQ4S29KPVilAUc7FGDInWKvHw6Ab-gKPmeHwFAuynXl0Np-avUN82Y4EtZnjKtOdOwVsJls2jO8g4p5wnyLbK9cyfCw', 'https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiMRugU8rq-U8D45yz8B3O5R_w8umLyeMhQDdZKv8TbkzePqAYDMLPCRO4svKNxxXbfO1Wn0oL1kcPKRy2RdRseZNnRk0BLsDe0nFqFi8yMePyceyYAqO0z1tWwdcGh9C1klErl6AnQNk9AI5GsTPur3qTN-75SNOvb8UmclpewgkxIPEiyMeBJGFlZEw' ], align: true, getViewAllText: function(imgsCount) { return 'View all' } }); }); //]]> </script>

Dari waktu ke waktu, aku menyadari bahwa tidak semua orang yang datang ke dalam hidup kita pada akhirnya akan meninggalkan kita. Setidaknya...

Kenapa Bayi Hanya Bisa Menangis

Kenapa Bayi Hanya Bisa Menangis

Tanpa melebih-lebihkan yang sudah jelas, saya menyadari bahwa bayi menangis karena mereka tidak tahu bagaimana lagi mengomunikasikan kebutuhan mereka. Mereka membutuhkan satu dari empat hal: diberi makan, digendong, tidur, atau popoknya diganti. Dan jika semuanya gagal, terkadang mereka hanya perlu berteriak sebentar, tanpa alasan yang jelas. <br /><br /> Saya memahami kebutuhan itu, dan sepertinya kita sepakat untuk mengatakan bahwa tangisan bayi benar-benar mengganggu ketenangan kita. <br /><br /> Saat mendiskusikan topik ini bersama seorang teman dengan bayinya yang lahir 4 bulan lalu, saya mengajukan teori tentang sifat tangisan seorang bayi. Saya percaya bahwa Tuhan sengaja membuat suara tangisan bayi menjadi cukup mengganggu untuk memaksa Anda agar melakukan sesuatu tentang hal itu.

Tanpa melebih-lebihkan yang sudah jelas, saya menyadari bahwa bayi menangis karena mereka tidak tahu bagaimana lagi mengomunikasikan kebutuh...